Berita Umum

Jatuh Bangun Tommy Soeharto Tegakkan Dinasti Politik Cendana

Jakarta, CNN Indonesia — Masyarakat pernah menganggap Tommy Soeharto sebagai putra mahkota Keluarga Cendana. Tetapi statusnya itu memuai seiring dengan keruntuhan rezim otoriter Orde Baru pada 1998 silam.

Tommy tak hanya gagal menjadi penerus kekuasaan ayahnya, Soeharto. Keruntuhan Orde Baru secara perlahan ikut memorakporandakan dinasti politik Keluarga Cendana.

Karier politik anak-anak Soeharto yang sebelumnya mendapat perhitungan, pelan tapi pasti mulai tercecer.

Terkikisnya kekuasaan Soeharto serta keran partisipasi politik yang terbuka lebih luas di era reformasi membuat karier politik Tommy dan saudara-saudaranya di Partai Golkar mandek. Mereka kalah bersaing dengan politikus senior maupun para pemain baru di tubuh partai berlambang beringin.

Kejatuhan Soeharto turut memengaruhi peruntungan bisnis Tommy. Perusahaannya, PT Timor Putra Nasional yang meluncurkan mobil Timor, mati pelan-pelan.

Tommy juga dirundung sejumlah persoalan hukum. Mulai dari kasus tukar guling antara Bulog dengan PT Goro Batara Sakti sampai keterlibatan dalam pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita, kepemilikan senjata api dan amunisi, dan sengaja melarikan diri.

Pada kasus terakhirnya, Tommy dihukum 15 tahun penjara.

Sempat dibui di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah hingga di Lapas Cipinang, Jakarta Timur, Tommy berhasil mengurangi hukumannya menjadi 10 tahun lewat peninjauan kembali di Mahkamah Agung.

Tommy akhirnya dapat kembali menghirup udara bebas pada Oktober 2006 berkat remisi yang ia terima setiap tahun selama menjalani masa hukuman. Ia keluar tahanan dengan menyandang status bekas narapidana.

Masa-masa itu mungkin menjadi salah satu yang terburuk dalam kehidupan Tommy. Tetapi pria kelahiran Juli 1962 silam ini tak mau terkubur oleh sejarah.

Usai menghirup udara bebas, Tommy perlahan kembali mengembangkan kerajaan bisnisnya sambil beberapa kali merintis ulang dinasti politik Cendana.

Dia mengembangkan kembali perusahannya, Humpuss Group yang bergerak di sejumlah sektor bisnis di antaranya pelayaran, persewaan transportasi udara, pertambangan, penjualan dan distribusi minyak, agrikultur, petrokimia, properti dan aset hingga portofolio manajemen.

Tommy pun melanjutkan karier politiknya di Golkar. Namun sosoknya tak pernah mendapat sorotan luas. Tommy kalah pamor dengan elite Golkar lain seperti Idrus Marham, Nurdin Halid, Hajriyanto Thohari.

Nama Tommy bahkan kalah mentereng dari pendatang baru Nusron Wahid, setidaknya dalam hal sorotan media. Namun, Tommy kini memiliki kendaraan politik baru, yakni Partai Berkarya.

Berkarya adalah fusi dari Partai Nasional Republik dan Partai Beringin Karya yang juga digagas oleh Tommy.

Berkarya resmi dinyatakan lolos oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai partai politik peserta Pemilu 2019. Tommy ikut langsung saat pengundian nomor urut partai politik perseta pemilu. Berkarya mendapat nomor urut 7 pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Pada gelaran Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-III Berkarya yang digelar di Solo, Jawa Tengah, Tommy dikukuhkan sebagai ketua umum. Seluruh kader Berkarya secara aklamasi menyetujui Tommy memegang komando tertinggi untuk menghadapi Pemilu 2019.

Sejumlah kader partai dalam beberapa kesempatan tak segan-segan menyebut Berkarya sebagai partai Soehartois.

Dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu yang lalu, Ketua Umum Partai Berkarya sebelum Tommy, Neneng Anjarwaty Tuti mengatakan bahwa Berkarya didirikan Tommy untuk meneruskan perjuangan Soeharto berkarya di Indonesia.

Tommy pun tak keberatan jika partainya dicap mewarisi pandangan politik Orde Baru. Sebagian kalangan mendukung upaya Berkarya membangkitkan kembali gagasan-gagasan Orde Baru dalam program-program partai. Tetapi tak sedikit yang mengkritik hal tersebut.

Mereka yang mengkritik, terutama dari kalangan pengamat politik menilai program politik Orde Baru sebagai dagangan usang yang sulit dijual di panggung politik Indonesia pasca Soeharto.

Tetapi Tommy tak ambil pusing. Dengan penuh keyakinan, ia bahkan menargetkan partainya lolos parliamentary treshold di Pemilu 2019 yang sekaligus menjadi ajang pertaruhannya dalam upaya membangun kembali dinasti politik Keluarga Cendana.

(wis)

(CNN Indonesia/Andry Novelino)